Jumat, 07 Agustus 2015




Analisis cerpen juru masak

1.    Unsur Intrinsik
      Judul : Juru Masak
     Tema : keahlian
·     Setting  
a)    Waktu :
    Ø Beberapa tahun lalu hari pertama perhelatan : (
Beberapa tahun lalu, pesta  perkawinan Gentasari dengan Rustamadji yang digelar dengan menyembelih tigabelas ekor kambing dan berlangsung selama tiga hari)

     Ø Ketika keluarga mempelai pria tiba : (
di hari pertama perhelatan, ketika rombongan keluarga mempelai pria tiba)

      Ø Kini : (
Azrial kini sudah jadi juragan, punya enam Rumah Makan dan duapuluh empat anak buah yang tiap hari sibuk melayani pelanggan.)

     Ø Sejak dulu : (
Sejak dulu, orang-orang Lareh Panjang yang kesulitan uang selalu  beres di tangannya, mereka tinggal menyebutkan sawah, ladang atau tambak ikan sebagai agunan, dengan senang hati Mangkudun akan memegang gadaian itu)

    Ø Sejak ibunya meninggal : (
sejak ibunya meninggal, ayahnya itu sendirian saja di rumah, tak ada yang merawat)
    Ø Setelah itu : (
setelah itu mereka berbalik meninggalkan helat, bahkan ada yang  belum sempat mencicipi hidangan tapi sudah tergesa pulang.)

    Ø Dua hari sebelum kenduri berlangsung : (
Dua hari sebelum kenduri berlangsung, Azrial, anak laki-laki Makaji, datang dari Jakarta. Ia pulang untuk menjemput Makaji

b)   Tempat :
-         Lareh Panjang : (juru masak nomor satu di Lareh Panjang ini.)

c)     Suasana :

Ø Kecewa : (
Keluarga mempelai pria merasa dibohongi oleh keluarga mempelai wanita yang semula sudah berjanji bahwa semua urusan masak-memasak selama kenduri berlangsung akan dipercayakan pada Makaji)

Ø Bingung : (
ketika rombongan keluarga mempelai pria tiba, Gulai Kambing, Gulai  Nangka, Gulai Kentang, Gulai Rebung dan aneka hidangan yang tersaji ternyata  bukan masakan Makaji)
Ø Kesal : (
“Kalau besok Gulai Nangka masih sehambar hari ini, kenduri tak usah dilanjutkan!” ancam Sutan Basabatuah, penghulu tinggi dari
keluarga Rustamadji.)
       Ø Sedih : (
dengan berat hati Azrial melupakan Renggogeni. Ia hengkang dari kampung, pergi membawa luka hati )
     Ø Bangga : (
Berkat kegigihan dan kerja keras selama bertahun-tahun, Azrial kini sudah  jadi juragan, punya enam Rumah Makan dan duapuluh empat anak buah yang tiap hari sibuk melayani pelanggan)
Ø Semarak : (
Kenduri di rumah Mangkudun begitu semarak)
Ø Menyesal : (
“Ah, menyesal kami datang ke pesta ini!”)
 
·       Tokoh dan penokohan :
 a.     Makaji :
Baik hati : (Makaji tak pernah keberatan membantu keluarga mana saja yang hendak menggelar pesta)
Pekerja keras : (Di usia senja, ia masih tangguh menahan kantuk, tangannya tetap gesit meracik bumbu, masih kuat ia berjaga semalam suntuk.)
Bertanggung jawab : (“Belum! Akan Ayah pikul beban ini hingga tang
an Ayah tak
lincah lagi meracik bumbu,” balas Makaji waktu itu.)
Tidak sombong : (
tak peduli apakah tuan rumah hajatan itu orang terpandang yang tamunya membludak atau orang biasa yang hanya sanggup menggelar syukuran seadanya. Makaji tak pilih kasih, meski ia satu-satunya juru masak yang masih tersisa di Lareh Panjang)
b.    Mangkudun :
Sombong : (
“Bahkan bila ia jadi kepala desa pun, tak sudi saya punya menantu anak  juru masak!” bentak Mangkudun)

Keras kepala : (
“Apa kau bilang? Jodoh? Saya tidak rela kau be
rjodoh dengan
Azrial. Akan saya carikan kau jodoh yang lebih bermartabat!”)
c.     Ranggogeni :
Baik hati : (
“Dia laki
-laki taat, jujur, bertanggungjawab. Renggo yakin kami
 berjodoh.Apa dia salah kalau ayahnya hanya juru masak?”)
Sabar : karena mau dijodohkan dengan pilihan ayahnya tanpa Ia mencintai orang itu.
Pandai : (
Renggogeni hampir tamat dari akademi perawat di kota, tak banyak orang Lareh Panjang yang bisa bersekolah tinggi seperti Renggogeni. Perempuan kuning langsat pujaan Azrial itu benar-benar akan menjadi seorang juru rawat.
d.    Sutan Basabatuah
 Angkuh : (
“Kalau besok Gulai Nangka masih sehambar hari ini, kenduri tak usah dilanjutkan!” ancam Sutan Basabatuah, penghulu tinggi dari keluarga Rustamadji.
) 5.
·   Alur : Maju Mundur ( Campuran )

·       Sudut pandang : orang ketiga serba tahu 
“ Perhelatan bisa kacau tanpa kehadiran lelaki itu. Gulai Kambing akan terasa hambar lantaran racikan bumbu tak meresap ke dalam daging. Kuah Gulai Kentang dan Gulai Rebung bakal encer karena keliru menakar jumlah kelapa parut hingga setiap menu masakan kekurangan santan. Akibatnya, berseraklah gunjing dan cela yang mesti ditanggung tuan rumah, bukan karena kenduri kurang meriah, tidak pula karena pelaminan tempat bersandingnya pasangan  pengantin tak sedap dipandang mata, tapi karena macam-macam hidangan yang tersuguh tak menggugah selera. Nasi banyak gulai melimpah, tapi helat tak bikin kenyang. Ini celakanya
 bila Makaji, juru masak handal itu tak dilibatkan.”
·       Amanat

-         Jika kita suka menolong oranglain tanpa memandang siapapun orang itu, maka oranglain  juga akan senang dengan kita.
-         b.Segala sesuatu yang kita alami pasti ada hikmahnya, dengan bekerja keras kita akan menjadi sukses.
-       c.  Kesombongan hanya akan membawa kita pada penderitaan.
-         d.Memaksakan keinginan tanpa memikirkan perasaan orang lain hanya akan menimbulkan penyesalan. B.

2.    Unsur Ekstrinsik.

Nilai-Nilai :

-         Nilai Moral :


a.     Baik :
“ Makaji tak pernah keberatan membantu keluarga mana saja yang hendak menggelar pesta, tak peduli apakah tuan rumah hajatan itu orang terpandang yang tamunya membludak atau orang biasa yang hanya sanggup menggelar syukuran seadanya

b.    Buruk :

“Apa kau bilang? Jodoh? Saya tidak rela kau berjodoh dengan Azrial. Akan saya carikan kau jodoh yang lebih bermartabat!”

-         Nilai sosial :
“ Orang-orang Lareh Panjang hanya datang di hari pertama, sekedar menyaksikan benda- benda pusaka adat yang dikeluarkan untuk menyemarakkan kenduri, setelah itu mereka  berbalik meninggalkan helat, bahkan ada yang belum sempat mencicipi hidangan tapi sudah tergesa pulang.

-         Nilai budaya :
 “Pesta perkawinan Gentasari dengan Rustamadji yang digelar dengan menyembelih tigabelas ekor kambing dan berlangsung selama tiga hari”.
“Dua kali meriam ditembakkan ke langit, pertanda dimulainya perhelatan agung. Tak
 biasanya pusaka peninggalan sesepuh adat Lareh Panjang itu dikeluarkan. Bila yang menggelar kenduri bukan orang berpengaruh seperti Mangkudun, tentu tak sembarang
dipertontonkan.”
Latar belakang pengarang :

Latar belakang pengarang sangat jelas,dimana pengarang berasal dari daerah Sumatra bukan daerah Jawa.
 
Kekurangan Cerpen Juru Masak :
1.Ada beberapa kata yang tidak dapat dimengerti. Contohnya   : Perhelatan,Tabiat dan lain lain.

Kelebihan Cerpen Juru Masak :
-         Mengandung unsur ektrinstik yang sangat jelas.
-         Penggambaran watak tokoh menggunakan metode dramatik dan analitik sehingga mudah dipahami. 3.
-         Amanat yang ada pada cerita sangat mendidik. 4.
-         Selain tema kewirausahaan cerpen juru masak juga mengandung tema percintaan.